Seorang pasien, lelaki, umur 21 tahun, masih sangat muda, datang dengan keluhan sakit dada, jantung berdebar, keringat dingin. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 (satu) tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak diketemukan kelainan, second opinion ke kardiolog juga pendapatnya sama.menurut saudaranya keluhan ini sudah dirasakan sejak lebih dari 1(satu) tahun yang lalu. Selama itu pasien boleh dikatakan tidak banyak beraktifitas di luar rumah,tidak berkerja sama sekali. Alasan pasien sangat sederhana, bahkan tidak masuk akal. Menurut tetangganya orang pinter kalau dia berkerja penyakitnya akan bertambah berat, dia percaya dengan apa yang dikatakan tetangganya itu. Ini adalah suatu contoh sederhana ketakutan seseorang terhadap sesuatu yang akan menimpanya, sesuatu yang mungkin bisa terjadi nantik, tapi bisa juga tidak, namun dia sudah menjalaninya sekarang, dan memepengaruhi perilakunya.
Setiap hari saya mendapatkan pasien yang keluhan-keluhannya berkaitan dengan ketakutan, kecemasan, kekawatiran atau bayangan-bayangan negatif di masa akan datang ini. Seperti takut bagaimana nantik di hari tua, karena tidak punya anak. Kalau punya anak, takut kehilangan anak, pendidikan, masa depan anak. Takut juga bila anak jauh dari orang tua karena harus melanjutkan pendidikan . Ada yang takut dan khawatrir berlebihan kalau nanti kebakaran, gempa, banjir, jangan-jangan kalau terjadi nantik dia dan anak-anaknya tidak bisa menyelamatkan diri.
Takut lebih dahulu dan meramalkan sesuatu kejadian di masa yang akan datang, kemudian seperti menjalaninya pada saat ini sering saya lihat pada pasien. Ada pasien yang takut sakit jantung, sekarang dia sudah merasakan bagaiamana sakit jantungnya itu dengan bermacam-macam keluhan. Ada yang takut sakit kanker, karena Ibunya meninggal akibat kanker, kemudian ada benjolan di payu daranya, pasien sudah merasakan dan memastikan dirinya menderita kanker payu dara.
Di tengah-tenngah masyarakat, perasaan takut,yang mungikin terjadi di masa depan ini juga banyak kita temukan, bahkan dalam bentuk ekstrim. Seperti contoh, ada Ayah atau Ibu yang tega membunuh anak-anaknya karena takut dengan masa depannya, takut miskin, kelaparan, takut meninggalkan anak-anaknya bila suatu saat dia meninggal
Menurut penulis buku “the miracle of motivation”, George Shinn, tiga musuh mental paling buruk yang dihadapi manusia setiap hari adalah kekhawatiran, keraguan, dan rasa takut. Rasa takut, khawatir ini merupakan emosi yang melemahkan, melumpuhkan, mengerogoti kualitas hidup, mereduksi kebahagiaan, dan membuat anda jadi tidak produktif, dan bahkan membuat Anda stress, rentan sakit dan menderita sekarang ini juga. Seperti pasien di atas, sakit karena rasa takut yang berlebihan terhadap penyakitnya yang belum tentu benar dan terjadi….. Satu tahun lebih tidak berkerja, mengurung diri di rumah, keluhan penyakitnya bukan semakin membaik, malah semakin memberat. Dia mungkin mengira dengan bersembunyi di bawah tempat tidur dia akan sehat, ternyata tidak. Orang yang bergerak,berkerja dan orang yang aktiflah yang akan lebih sehat. Terakhir setelah beberapa kali konsultasi saya katakan: kalau toh Anda mati juga, lebih baik mati sedang berkerja, sedang mencangkul di kebun, demi keluarga, itu lebih terhormat daripada mati di tempat tidur, disaat Anda banyak mengeluh, banyak melamun. Saya ingat kata-kata bijak:” Kita tidak seharusnya takut bahwa kehidupan kita akan berakhir, tetapi khawatirlah bahwa Anda tidak pernah memulainya “( Grace Hansen).
Rasa takut, khawatir siapapun pernah mengalaminya, tanpa alasan yang jelas, kita seolah-olah merasakannya sekarang, padahal kadang-kadang itu semua hanya bayangan dan rekaan pikiran kita semata. Saya sendiri dulu mengalaminya, takut, khawatir sesuatu yang akan terjadi pada diri saya, Alhamdulillah apa yang saya takutkan, cemaskan, khawatirkan selama ini, tidak pernah terjadi, bahkan saya sekarang merasakan jauh melampaui dari apa yang saya bayangkan sebelumnya, saya merasakan lebih baik, lebih berhasil dan lebih sehat. Sambil tersenyum saya bergumam, “alangkah bodohnya saya dulu itu, takut dengan bayangan-bayangan yang entah masih berada di mana waktu itu”….. Pikiran kita itu memang aneh, sering membayangkan, sesuatu yang yang kita takutkan sebagai suatu bayangan yang besar, padahal masalahnya kecll.
Ketakutan terhadap sesuatu sebelum itu berada di depan kita, mengutip penulis Muhammad bin Abdillah Ash-Shaayi dalam bukunya, “30 Ways to Attain Happiness”, menggambarkan: ibaratkan kita takut meyeberangi jembatan. Jauh sebelum sampai di jembatan kita sudah merasakan ketakutan itu, padahal kita sendiri belum sampai. Jangan-jangan sebelum kita sampai di jembatan, jembatan itu sudah ambruk, atau kita tidak jadi menyeberanginya atau bisa juga kita dapat menyeberangi jembatan itu dengan aman. Ada pengalaman lucu yang dialami teman saya sendiri, yang takut naik pesawat, dia takut naik pesawat karena takut jatuh dan takut mati. Jauh hari sebelum berangkat ketakutan itu sudah dirasakannya. Dia mengeluh jauntung berdebar, mual, ngak bisa tidur. Setiap mau naik pesawat dia selalu minum obat penenang. Pernah suatu ketika saking takutnya dan dia harus berangkat juga, beberapa menit sebelum “boarding”, di ruang tunggu, karena kebanyakan minum obat penenang, dia tertidur sangat pulas, pesawat sudah “take off”, dia juga “take off “dalam mimpinya.
Takut terhadap suatu kejadian di masa yang akan datang yang akan menimpa kita, menurut saya seperti kita bertarung dengan bayangan. Bayangan itu seolah nyata dalam pikiran kita, wujudnya tidak tahu entah di mana, entah kapan mau jatuh ke bumi ini juga tidak jelas. Ibaratkan bertarung dengan bayangan, Anda tidak mungkin akan menang, semakin Anda terlibat, semakin Anda kerahkan tenaga Anda, Anda akan semakin kewalahan, tenaga anda sedikit demi sedikit akan semakin terkuras, dan akhirnya Anda akan lemas dan terkapar. Apa Anda mau seperti itu, mati pelan-pelan tanpa Anda sadari?
Perlu Anda sadari bahwa, besok belum datang sekarang dalam bentuk apapun. Keberadaan Anda secara fisik juga hanya bisa sekarang, besok juga belum pasti. Jadi kenapa kita harus terganggu dengan ketakutan, kecemasan, yang secara fisikpun kita belum tentu mengalaminya nantik? Jangan membiarkan diri kita larut dalam ketakutan, kekawatiran, sesuatau yang mengancam di masa yang akan datang yang belum pasti terjadi. Kenapa kita harus menjalani itu semua sekarang? Sebagai contoh sederhana bahwa apa yang mungkin terjadi besok, tidak perlu kita jalani sekarang; bila istri Anda rencananya mau memasak makanan yang asin, pedes besok, makanan yang tidak Anda sukai, apakah Anda akan merasakannya sekarang? Tentu saja tidak, bukan? Kalau minggu depan hujan salju, apakah sekarang Anda akan merasakan dinginya hujan salju itu? Anda sudah mengigil kedinginan , atau Anda sudah memakai baju dingin mulai sekarang? Kalau Anda lakukan itu, orang lain mungkin mengira Anda sedang sakit atau barangkali gila.
Takut, khawatir, dalam batas- batas tertentu adalah normal, siapapun pasti pernah mengalaminya. Yang menjadi masalah adalah ketika kita membiarkan perasaan itu mengontrol perilaku kita. Rasa takut, khawatir terhadap sesuatu di masa yang Akan datang sebenarnya akibat kita tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, Anda tidak menjalankan kewajiban Anda dengan baik. Kalau Anda misalnya takut sakit jantung, takut stroke, kanker, apakah kewajiban Anda untuk memelihara kesehatan sudah Anda lakukan? Anda misalnya sudah menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat? Kalau Anda khawatir dengan masa depan Anak-anak Anda, apakah Anda sudah membekali mereka dengan Ilmu? Kalau Anda khawatir dengan ancaman pergaulan anak-anak Anda nantik, apakah Anda sendiri sudah memberi contoh yang baik, mendampingi dan menanamkan moralitas,dan agama yang baik kepada anak-anak Anda?
Gempa itu mungkin datang menghancurkan, banjir itu mungkin bisa melanda kita, kebakaran bisa membumihanguskan, kegagalan mungkin kita alami, kelaparan, kemiskinan, sakit itu juga mungkin bisa menimpa kita, tapi itu semua belum terjadi saat ini, kenapa kita harus takut sekarang, dan Anda lari terbirit-birit seperti kelinci yang mati ketakutan? Kalau anda berada di depan harimau, Anda pantas ketakutan,lutut Anda menggigil Anda mungkin mati lemas, tapi bila harimau itu Ada di kandang besi yang kuat atau di belantara hutan yang entah berada di mana, apakah Anda harus mati lemas ketakutan sekarang juga? Apakah Anda akan lari terbirit-birit seperti kelincii itu?..
Takut, khawatir hanya membuat anda menderita, jangan Anda buka ruang di benak Anda untuk emosi negatif ini, hanya akan merongrong kebahagian Anda hari ini. Bila sesuatu yang Anda takutkan itu terjadi juga, yang jelas bukan saat ini, dan Anda sudah melakukan apa apa yang menjadi tugas dan kewajiban Anda, biarkanlah dia datang, hadapi satu demi satu, tahap demi tahap, dengan penuh semangat, keyakinan dan keberanian. InsyaAllah Anda akan berhasil menjalaninya, dan besok akan lebih baik untuk Anda.
Sebagai penutup tulisan sederhana ini saya nukilkan Firman Allah “Ketentuan Allah pasti datang, janganlah Anda memintanya untuk disegerakan “(Alquran}.