Jumat, 22 Juli 2011

PECI HITAM IDENTITAS PALING INDONESIA

“Kita memerlukan sebuah simbol dari kepribadian Indonesia. Peci yang memiliki sifat khas ini, mirip yang dipakai oleh para buruh bangsa Melayu, adalah asli milik rakyat kita. Menurutku, marilah kita tegakkan kepala kita dengan memakai peci ini sebagai lambang Indonesia Merdeka.” (Ir. Soekarno )


Sudah tak asing lagi bagi bangsa Indoneisa, betapa Bapak Proklamator kita Ir.Soekarno sangat bersahaja dalam mengenakan pakaian , terutama atribut kebesarannya.. Apapun yang dikenakan serasa pas di badan dan berwibawa. Ada satu cirri khas yang tak kan pernah tergantikan oleh zaman yaitu pemakaian Peci yang berwarna Hitam (Peci Hitam) atau dibeberapa daerah disebut Kopiah yang selalu dikenakan baik di acara kenegaraan maupun kunjungan internasional. Lalu Peci hitampun menyebar seantero nusantara dan bahkan sampai ke mancanegara, Setiap orang Indoensia bepergian ke luar negeri , maka peci hitam lah yang menjadi trade mark anak bangsa,

Lalu bagaimana dengan saat ini ? Meski di beberapa Negara tetangga khususnya bangsa melayu Peci sudah tak asing lagi dalam khasanah budaya melayu. Peci konon berasal dari bahasa Belanda pet (topi) dan je (kecil), disebut juga dengan kopiah atau songkok. Diperkirakan peci ini dibawa oleh para pedagang Arab ke semenanjung Malaysia pada abad ke-13. Tak heran kemudian penggunaan peci ini kemudian membudaya di Indonesia, Brunei, Malaysia, Singapore, serta beberapa wilayah di Filipina dan Thailand.

Kenapa sampai Indonesia yang mempopulerkan Benda Hitam Penutup Kepala ini?

Lagi-lagi kita ketahui bersama bahwa di Indonesia, penggunaan peci sebagai bagian dari pakaian resmi dipelopori oleh presiden pertama RI Soekarno. Pada suatu rapat Jong Java di Surabaya pada tahun 1921 Bung Karno mencetuskan ide mengenai pentingnya sebuah symbol bagi kepribadian bangsa Indonesia. Karena itulah Bung Karno lalu memperkenalkan pemakaian peci yang kemudian menjadi identitas resmi bagi partainya yaitu PNI (Partai Nasional Indonesia). Dan karena popularitas Soekarno-lah sehingga kemudian pemakaian peci begitu memasyarakat di Indonesia. (ref: Intisari; Wikipedia; Brunai Times/ill: fashion.dinomarket.com)

Lalu pertanyaannya kemana Peci Hitam yang membuat bangga sebagai warga negara Indonesia. Anak muda sebagai generasi penerus bangsa saat ini jarang kita lihat memakai peci hitam, kecuali di kalangan santri (pesantren ) saja. Beberapa di kenakan oleh laki-laki berumur dan sebagaian kecil dipakai ketika ke masjid (acara keagamaan) saja atau hanya dipakai pada saat resepsi pernikahan. Ah yang penting pakai bukan?

Peci Hitam sebagai salah satu budaya Indonesia dan menurut saya ini adalah paling Indonesia selain dari Pakaian Batik yang sekarang mendunia dan sebagai warisan budaya milik Bangsa tercinta ini. Tidak terlepas dari keberagaman budaya daerah lainnya. Peci tidak hanya berfungsi sebagai penutup rambut waktu sholat saja oleh umat Muslim, tapi telah menjadi identitas bangsa tanpa memandang agama suku dan ras. Para pemimpin dan pejabat sekarang ini sudah mulai enggan memakai mahkota Nusantara itu. Apakah ini pertanda kalau bangsa kita sudah mulai kehilangan budaya dan jati dirinya. Kopiah (Peci) paling hanya dipakai saat pelantikan dan even-even tertentu saja seperti foto gambar ,pelantikan pejabat dan acara resmi lainnya. Acara selebihnya Benda ini tidak lagi menjadi penutup kepalanya.

Begitu juga di dalam Gerakan Pramuka. peci hitam merupakan simbol Pembinaan dalam Gerakan Pramuka.Tapi saat ini seakan simbol pembinaan, nasionalisme, dan keprasahajaan hidup telah mulai di tinggalkan. Pramuka yang menjunjung tinggi Kiasan dasar kini mulai terdegradasi dengan style dan gagah-gagahan dengan melupakan nilai filosofi dan makna pemakaiannya. akan kah ini terus berlanjut ? akankah revitalisasi jauh meninggalkan filosofi dan kiasan dasar dari Gerakan Pramuka Itu sendiri ?

itu baru proses pemakaian tutup kepala untuk orang dewasa, bagaimana dengan pemakaian atribut-atribut lainnya ??????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar