Minggu, 22 April 2012

INTEGRASI HARUSLAH BERAKHIR





I.                   PENDAHULUAN

Gerakan Pramuka yang dahulu selalu disebut pandu adalah perkumpulan dan perserikatan bagi kaum muda bangsa Indonesia yang dimanfaatkan sebagai wadah perjuangan untuk membela tanah air menuju gerbang kemerdekaan serta sarana mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Gerakan Pramuka kini adalah salah satu organisasi yang sangat tersetruktur dan terorganisir dari tingkat nasional sampai ke tingkat gugus depan yang meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia, hal tersebut merupakan implementasi dari campur tangan pemerintah dalam proses pembinaannya.

Sesuai dengan sejarah pembentukannya, Pramuka memiliki cita-cita luhur untuk menjadikan anak-anak bangsa menjadi kader pembangunan melalui aktivitas dan kegiatan yang membangkitkan rasa cinta tanah air, hidup bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.

Gerakan pramuka adalah organisasi yang sangat dinamis dan sangat tidak takut dengan adanya perubahan. Sesuai alur denyut nadi bangsa dan riak-riak kehidupan bermasyarakat, Gerakan Pramuka selalu tampil mengikuti gelombang nya bagai peselancar yang mampu bermain dengan ombak yang besar.

Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang merupakan bagian dari anggota Gerakan Pramuka sejatinya merupakan gambaran nyata hasil pembinaan Gerakan Pramuka. Usia Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega merupakan usia yang menjadi etalase kehidupan bermasyarakat bagi genersi muda. Cara bertindak, berucap, dan berlaku serta bersosialisasi bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah Gambaran hasil pembinaan Gerakan Pramuka baik di gugus depan maupun disatuan lainnya. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega juga merupakan cikal bakal penerus generasi yang akan mewarisi pembinaan bagi Gerakan Pramuka dimasa yang akan datang. Begitu penting dan vitalnya posisi pramuka penegak dan pramuka pandega bagi keberlangsungan pembinaan Gerakan Pramuka dimasa yang akan datang maka dipandang penting untuk memberikan perhatian khusus pada Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega agar mampu melahirkan generasi muda yang mampu secara kualitas, untuk menjadi generasi yang baik dimata masyarakat serta mampu menjadi generasi penerus pada Gerakan Pramuka dimasa yang akan datang.


II.                USULAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN

1.      Ide Dasar Golongan Pandega
Ide dasar golongan Pramuka Pandega tidak akan lepas dari dua hal, yaitu :
a.       Sejarah munculnya golongan Pramuka Pandega di indonesia
b.      Ide dasar Boden Powell tentang Rovering.
Golongan Pandega pertama kali diujicobakan oleh Alm. Prof DR. Fuad Hasan pada tahun 1964 yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Fakultas Psikologi UI, yang pada waktu itu masih berupa eksperimen yang berusaha membentuk satuan khusus Pramuka bagi para mahasiswa yang telah lepas dari usia Penegak. Memang pada awalnya tidak ditujukan untuk membentuk satuan pendidikan baru sebagai kelanjutan dari golongan Penegak. Namun perkembangan berikutnya, pada Musppanitra III tahun 1974 di Ujung Pandang satuan Pandega diputuskan menjadi satuan pendidikan, dan pada tahun itu pula Kwartir Nasional memasukkan ke dalam Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan. Baru sejak itulah sebe­narnya golongan Pandega resmi menjadi satuan pendidikan dalam Gerakan Pramuka.
Menilik perkembangannya, eksisitensi golongan Pandega sulit dipisahkan dari golongan penegak, kecendrungan ini masih dapat diamati hingga saat ini. Berbagai kebijakan perihal glongan pandega selalu di integrasikan dengan golongan penegak. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh konsep pembagian peserta didik dalam kepanduan oleh Boden Powell, yaitu hanya dikenal Cub (Siaga), Scout (Penggalang) dan Rover (Penegak). Dan memang pada berbagai negara ada yang menambah lagi golon­gan setelah Penegak yaitu Senior Rover. Walaupun istilah Rover dan konsep Rovering masih melekat pada aktivitasnya. Implementasi nyata konsepsi Rovering (dapat dibaca buku karya BP berjudul Rovering to Success) adalah pada bentuk-bentuk kegiatan serta penggunaan kelembagaan Racana, Dewan  Racana beserta pengurusnya dan adanya tata adat Racana.
Golongan  Pandega merupakan satuan pendidikan terakhir dalam Gerakan Pramuka sebelum seorang anggota Pramuka melepaskan atributnya sebagai peserta didik. Ditinjau dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa golongan Pandega merupakan satuan pendidikan yang berat, karena secara langsung harus mampu menyiapkan peserta didik untuk berperan aktif terjun di masyarakat. Di samping itu menyiapkan Pandega menjadi kader Gerakan Pramuka.
Selanjutnya golongan Pandega sebagai satuan pendidikan dalam Gerakan Pramuka harus dipandang secara komprehensif dengan satuan pendidikan sebelumnya, dan dengan strategi pencapaian tujuan Gerakan Pramuka. Karenanya Pandega disamping sebagai peserta didik, dia juga diberi kesempatan untuk mengabdi serta mengelola kegiatan dan pendidikan. Justru pada bentuk pengabdian dan proses pemandirian inilah esensi bentuk dan arahan pembinaan Pramuka Pandega. Dan esensi inilah yang akan dapat membedakan antara golongan Pandega dan golongan Penegak.
Usaha pembinaan Pramuka Pandega di tingkat Gugusdepan dilakukan pada wadah pembinaan yang disebut Racana. Di dalam Racana, yang merupakan sekelompok Pramuka usia 21 tahun sampai dengan 25 tahun di bawah bimbingan seorang Pramuka Pandega, berlangsung suatu proses pendidikan yang lebih banyak merupakan proses interaksi antar Pandega itu sendiri. Proses interaksi itu mendorong proses sosialisasi berbagai nilai, norma, sikap, pengetahuan, bahkan keterampilan. Jadi proses itu tidak dipolakan seperti hubungan Pembina memberi dan Pandega menerima. Juga akan menjadi sulit diterima manakala latihan rutin Racana dipolakan seperti latihan ambalan Penegak, maksudnya adalah adanya pola dan pendekatan latihan rutin.
Racana  disebut sebagai wadah pembinaan karena dalam mensosialisasikan berbagai aspek budaya dan kehidupan didasarkan pada arahan dan peraturan yang telah ditetapkan dalam kerangka upaya pencapaian tujuan Gerakan Pramuka. Upaya tersebut dilakukan melalui proses pencapaian Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Sya­rat-syarat Kecakapan Khusus (SKK) serta penghayatan kode kehormatan. Oleh karena itu Racana harus memiliki seperangkat program, dan kemantapan kelembagaannya (dalam arti bukan mantap berotonomi, disini kita yang kadang-kadang sulit menempat­kan diri karena berfungsi sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa), namun Racana sebagai wadah pembinaan benar-benar harus melembaga dan berstruktur melalui jalur Kwartir­nya.
Racana sebagai wadah pembinaan, titik tolak dalam proses pendidikannya terle­tak pada aspek pengetahuan dan sikap. Hal ini sesuai dengan pandangan Lord Baden Powell bahwa titik berat pendidikan kepanduan adalah pada pembinaan watak dan kecerdasan yang arahannya ditujukan agar seorang Pandu (Pramuka) dapat mandiri dan mampu menolong orang lain. Aspek pengembangan sikap dalam Racana diarahkan melalui perangkat sosialisasi yang disebut dengan tata adat Racana.
Jadi Racana akan memiliki seperangkat kegiatan yang terprogram, kelembagaan dan tata adat Racana. Ketiga hal tersebut akan menentukan bagaimana bentuk interaksi antar warga Racana, antara warga Racana dengan Pembina Pandega.


2.      Sejarah Dewan Kerja Pramuka
Diawali dengan keputusan Muker Anpuda III tahun 1966 yang menyatakan di tingkat Kwartir perlu dibentuk wadah pembinaan Dewan kerja yang mempunyai fungsi mengelola Pramuka Penegak dan Pandega. Secara Nasional, Dewan Kerja terbentuk melalui Pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera Nasional ke 1 (PERPPANITERA NASIONAL) yang diselenggarakan di Bogor pada tanggal 20-27 Agustus 1969 bertempat di desa Cimanggis, kecamatan Cimanggis, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Salah satu tujuannya membentuk “Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Nasional”. Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan “Musyawarah Kerja “ yang membahas tata kerja dan pengorganisasian dalam penggerakan Pramuka Penegak dan Pandega, serta memilih kepengurusan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Nasional.
Pada saat itu beberapa Kwartir Daerah telah memiliki wadah pembinaan seperti Dewan Kerja tetapi belum secara Nasional diatur keberadaannya. Baru kemudian melalui pertemuan Pamuka Penegak dan Pandega Puteri-Putera Nasional ke 1 (Perppanitera) diperoleh kesepakatan membentuk badan yang mengelola Pramuka Penegak dan Pandega dalam Kwartir yang disebut Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.
Dalam Perpanitera Nasional I yang diselenggarakan oleh Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega dengan bimbingan Andalan Nasional disepakati bahwa untuk pengelolaan Pramuka Penegak dan Pandega tidak diadakan pemisahan antara peserta didik putera tan puteri. Dasar pemikiran tidak diterapkannya system satuan terpisah dalam pengelolaan Pramuka Penegak dan Pandega mengingat bahwa Dewan Kerja merupakan satuan gerak bukan satuan bina sekaligus disesuaikan dengan kebijakan nasional tentang pengorganisasian pengurus Gerakan Pramuka bahwa hanya ada satu organisasi Gerakan Kepanduan di Indonesia. Tidak ada organisasi Gerakan Kepanduan Putera saja atau puteri saja.
Dalam perkembangannya, tata cara pengorganisasian Dewan Kerja telah dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan kepengurusan Dewan kerja, yang disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan. Perubahan dalam setiap penyempurnaan tentang Dewan kerja terutama dilakukan pada penekanan akan tugas, fungsi dan tanggung jawab, serta kedudukan Dewan Kerja di Kwartir, yang pada dasarnya berkaitan dengan prinsip akan kedudukan Dewan Kerja sebagai peserta didik.

3.      Integrasi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega

Dilirik dari Sejarah lahirnya Golongan Pramuka Pandega dan sejarah lahirnya Dewan Kerja dapat dipahami terintegrasinya Pramuka Pandega dalam satu wadah Dewan kerja Pramuka dengan Golongan Pramuka Penegak. Karena pada saat PERPPANITERA NASIONAL I yang diselenggarakan di Bogor pada tanggal 20-27 Agustus 1969 yang merupakan awal terbentuknya Dewan Kerja Pramuka, Golongan pandega belum menjadi satuan pendidikan yang berdiri sendiri, baru pada Musppanitra III tahun 1974 di Ujung Pandang satuan Pandega diputuskan menjadi satuan pendidikan dan pada tahun itu pula Kwartir Nasional memasukkan ke dalam Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan. Baru sejak itulah sebe­narnya golongan Pandega resmi menjadi satuan pendidikan dalam Gerakan Pramuka.

Integrasi Golongan Penegak dan Pandega tidak hanya dalam satu wadah Dewan kerja, Bahkan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di satupadukan dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 080 tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega. Hal ini semakin mengaburkan terpisahnya golongan dan pola pembinaan yang disesuaikan dengan keadaan fisik dan jasmani peserta didik sesuai dengan amanat Anggaran Dasar dan anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. dengan kata lain Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 080 tahun 1988 memaksa menggabungkan cara mendidik seorang anak yang sudah berbeda dari segi fisik, Pemikiran, keadaan Psikologi. Dan hanya menyerahkan kepada Gugus Depan untuk fleksibel dalam proses pelaksanaannya tanpa ada rambu-rambu yang jelas arah dan kebijakan pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.



4.      Realitas Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Sekarang
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sejatinya memang berbeda layaknya Pramuka Siaga dan penggalang. Proses pembinaannya juga harus dilakukan dengan cara yang berbeda pula. Dalam aktivitas rutin kegiatan Dewan Kerja, Pramuka Pandega bahkan terkesan menumpang arena, Contoh :
a.       Dewan Kerja selalu memakai nama Ambalan yang notabene milik Pramuka Penegak, walau ada beberapa Dewan kerja yang berimprovisasi menyatukannya dengan tidak hanya memakai nama ambalan, tetapi ini hanya sebuah jalan tengah yang belum menjadi keputusan tetap dan bersama, serta tidak memiliki landasan hukum yang pasti sehingga seluruh Dewan Kerja saat ini menanggapi hal tersebut dengan beragam dan sesuka Dewan Kerjanya akan memberi nama apa.
b.      Raimuna adalah ajang pesta besar Pramuka Penegak dan Pandega tetapi adat yang dipakai adalah adat ambalan yang notabene adalah milik Pramuka Penegak begitu juga dengan kegiatan-kegiatan Dewan Kerja lainnya selalu memakai adat ambalan. Jelas hal ini secara nyata kurang menerapkan pola dan mekanisme pembinaan yang sebenarnya sesuai dengan cita-cita pembinaan Gerakan Pramuka.
c.       Gerakan Pramuka yang selalu memakai kiasan dasar dalam segala aktifitasnya, terkesan memaksa proses integrasi Pramuka penegak dan Pramuka Pandega. Dewan Kerja yang segala simbol dan kiasannya banyak mengambil kiasan dasar Pramuka Penegak tetapi banyak di isi oleh Pramuka Pandega. Bahkan seorang Ketua Dewan Kerja yang dibahunya terpasang erat Golongan Pandega harus membuka upacara adat Ambalan nya milik Pramuka Penegak.
d.      Gugus Depan yang berpangkalan di Perguruan tinggi yang merupakan wahana pembinaan bagi Pramuka Pandega juga kurang mendapat perhatian khusus, sehingga banyak Gugus Depan yang berpangkalan di Perguruan tinggi membentuk arenanya sendiri untuk berkegiatan tanpa memperhatikan Pola dan Mekanisme Pembinaan serta Dewan Kerja diwilayahnya.




5.      Saran

Dari pembahasan diatas disarankan :
a.       Pemisahan Kurikulum Pembinaan dan pendidikan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang dituangkan dalam suatu Surat Keputusan Kwartir Nasional tentang pola dan mekanisme pembinaan Pramuka Penegak serta Surat Keputusan Kwartir Nasional tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Pandega.
b.      Membentuk Tim Khusus yang berisi Para Pakar pendidikan dan Pakar Pshikologi dalam proses Penyusunan Pola dan Mekanisme Pembinaan tersebut.
c.       Adanya Pemisahan yang jelas keberedaan Dewan Kerja sebagai Pengelola Kegiatan Pramuka Penegak dan Pengelola Kegiatan Pramuka Pandega dengan Opsi :
1)      Terpisahnya Dewan Kerja Penegak dengan Dewan Kerja Pandega.
2)      Dewan Kerja tetap terintegrasi antara Pramuka penegak dan Pramuka Pandega, tetapi ada pemisahan bidang Pramuka Penegak Dan Bidang Pramuka Pandega yang tentunya akan di ikut oleh sub bidang masing-masing.
3)      Dewan Kerja hanya menjadi Dewan Kerja Pandega dan hanya mengelola kegiatan Pramuka Pandega saja dimana Pramuka Penegak di degradasi yang pola dan mekanismenya di kembalikan kepada kwartir sama dengan Pramuka Siaga dan Penggalang.
d.      Perihal pemisahan pola dan mekanisme pembinaan tersebut tentunya berimplikasi pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ditingkat Kwartir Cabang sampai tingkat Kwartir Nasional perihal keikutsertaan peserta dan jenis kegiatannya, tetapi sesungguhnya sangat baik untuk lebih memaksimalkan pembinaan Pramuka Penegak dan fokus pada Pembinaan Pramuka Pandega bahkan akan lebih mengaktifkan gugus depan yang berpangkalan di perguruan tinggi sebagi pusat pembinaan Pramuka Pandega.




III.             PENUTUP

Demikian perihal ini di susun dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembinaan Gerakan Pramuka. Semoga dimasa yang akan datang Gerakan Pramuka benar- benar menjadi Gerakan yang menghasilkan Generasi bangsa yang berkualitas sehingga menjadi organisasi kader kebanggaan masyarakat indonesia.

Semoga Allah SWT terus melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita dalam menjalankan tugas serta karya kita untuk mewujudkan visi dan misi Gerakan Pramuka.

Salam Pramuka, 

Jumat, 16 Desember 2011

KARENA MANUSIA ADALAH MAKHLUK ILMIAH

Allah Maha Ilmiah yang menuntut manusia ciptannya juga mampu dekat dengan ke- ilmiah-an, hal tersebut ditandai dengan diberikannya akal pikiran kepada manusia yang menjadi pembeda dengan makhluk ciptaan yang lainnya. Untuk membuka cakrawala keilmiahan manusia dan tidak takut untuk memanfaatkan keilmiahan tersebut, saya tertarik untuk menerbitkan kembali sebuah tulisan karya Emha Ainun Nadjid kedalam blog saya ini. Emha Ainun Nadjid adalah salah satu cendekiawan muslim yang menurut saya mampu hidup taat beragama dengan segala ke-Indonesiaan-nya, yang mampu mempertahankan islam yang tetap Indonesia, bukan islam yang meng-arab, karena Emha Ainin Nadjid sadar benar bahwa beliau adalah orang indonesia.  karena islam adalah agama semua umat, agama semua suku, agama semua ras, agama semua bangsa, dan Agama Rahmatalilalamin. Islam hadir menjadi pencerah bukan penghitaman, Islam hadir membawa kebebasan bukan pengungkungan, Islam hadir melindungi kearifan lokal bukan menghancurkan kebudayaan. insya allah bermanfaat.
 
Tulisan Emha Ainun Nadjib:
Para Ahli Kubur dari Jombang
Selasa, 24 Februari 2009 | 15:42 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Tulisan ini saya bikin dengan asumsi dasar bahwa para pembaca percaya ada Allah dengan kekuasaan-Nya. Di salah satu tayangan televisi, muncul seorang kiai dengan nasihat sangat bijak, kurang-lebih begini: “Jangan minta kepada Ponari, Ponari itu makhluk. Jangan minta kepada batu, batu itu makhluk. Jangan berlaku syirik sehingga menjadi manusia musyrik. Mintalah Khaliq, Allah Swt….”

Sangat pendek tapi cespleng. Media massa sangat mengerti kecerdasan masyarakat, sehingga cukup pendek saja. Setiap yang mendengarkan fatwa itu meneruskan sendiri dalam hati dengan logikanya: “Jangan minta kesembuhan kepada dokter, dokter itu makhluk. Jangan minta kepada pil dan obat-obatan, pil dan obat-obatan itu makhluk. Jangan berlaku syirik, sehingga menjadi manusia musyrik.”

Ya Allah ya Rabbi ya Karim, wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air. Kalau Nabi Musa pegang tongkat, bersama pasukannya dikejar tentara Firaun, mendapat perintah dari Allah, “Pukulkan tongkatmu ke air laut!” Lantas laut terbelah, pasukan memasuki belahannya, kemudian Firaun dan tentaranya mengejar ke belahan itu, namun tenggelam karena air menutup kembali, mohon dengan sangat jangan simpulkan bahwa yang dipegang Musa itu “tongkat sakti”, sehingga Nabi Musa juga “Maha Dukun” yang sakti.

Mohon dengan sangat, jangan rumuskan bahwa tongkat Nabi Musa mampu membelah laut, mampu menerbitkan mata air dari batu kering, meskipun insya Allah bisa bikin pecah kepala kita. Apalagi lantas dengan metodologi ilmiah tertentu, para pakar meneliti tongkat itu mengandung zat dan energi apa sehingga air samudra terbelah olehnya. Kalau besok paginya Anda minta kepada Nabi Musa untuk membelah air laut lagi, percayalah air laut tak akan terbelah. Sebab, yang membuat laut terbelah bukanlah Musa atau tongkatnya, melainkan perintah atau perkenan Allah.

Lha Allah ini pemegang saham dan the only resources dari seluruh “alam semesta ini dengan segala ketentuan hukum dan perilakunya”. Hak absolut Allah untuk menyuruh orang membelah laut dengan tongkat atau dengan meludahinya. Kalau Musa pukulkan tongkat lagi ke laut tanpa perintah-Nya, dijamin tak terjadi apa-apa. Atau besoknya Tuhan suruh Musa “Berteriaklah keras-keras!”, lantas tiba-tiba laut terbelah lagi ditambah gunung ambruk dan air sungai membalik arah arus airnya, itu sepenuhnya terserah-serah Tuhan.

Makhluk, juga dokter atau dukun, batasnya adalah mengobati atau menjadi sarana proses menuju kesembuhan. Tapi pengambil keputusan untuk sembuh atau hak dan kuasa untuk menyembuhkan ada pada Allah. Terserah Dia juga mau bikin sembuh orang sakit pakai cara bagaimana dan alat apa. Bisa tongkat, bisa batu, bisa air, bisa karena ditempeleng, bisa dengan apa pun saja semau-mau Tuhan. Yang diperintah oleh Tuhan untuk menjadi sarana penyembuhan terserah Dia juga. Mau kiai, pendeta, pastor, rabi, tukang sol sepatu, Ponijo, Rasul, Nabi, Markesot, atau siapa pun dan apa pun saja. Kalau Anda dan saya tidak setuju, Tuhan “tidak patheken” juga. Dia Maha Pemilik Saham segala sesuatu dalam kehidupan, Dia berhak ambil keputusan apa saja.

Kalau seorang suami pergi lama tugas ke kota yang jauh, sehingga bawa celana dalam istrinya, mohon jangan simpulkan bahwa dia penggemar celana dalam, kemudian Anda coba rebut celana dalam itu untuk Anda selidiki, bahwa dia mengandung zat-zat dan bebauan apa, sehingga seorang tokoh besar membawa-bawanya ke mana pun pergi. Kalau pas di kamar hotel sendirian suami itu mencium-ciumi celana dalam, mohon jangan dikonklusikan bahwa ternyata ia punya penyakit jiwa dan harus dibawa ke psikiater. Ya Allah ya Rabbi ya Karim, yang diciumi oleh suami itu bukan celana dalam, melainkan cintanya kepada sang istri dan komitmen kesetiaan di antara mereka.

Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air, kalau saudara-saudaramu naik haji dan berebut mencium Hajar Aswad, itu bukan karena mereka stone-mania atau ngefans sama batu. Mereka sedang meneguhkan kesadaran bahwa mereka sangat butuh Allah dalam hidupnya, maka mereka mengukuhkan cinta kepada makhluk yang paling dicintai Allah, yakni Rasulullah Muhammad Saw. Dan karena dulu Muhammad juga mencium batu hitam itu, padahal jelas beliau tidak punya hobi makan batu, maka mereka menyatakan di hadapan Allah cinta mereka kepada Muhammad. Mudah-mudahan dengan itu mereka kecipratan cinta Allah kepada Muhammad, sehingga Allah memperlakukannya sebagai bagian dari yang paling Ia cintai.

Kabarnya Nabi Musa ketika memimpin pasukan kejaran Firaun itu mendadak sakit perut di tengah lari-lari. Musa mengeluh kepada Allah, dan Allah memerintahkan agar Musa naik bukit ambil daun dari sebatang pohon untuk menyembuhkan sakit perutnya. Musa naik dan, sebelum menyentuh daun, perutnya sudah sembuh. Tolong jangan ambil konklusi “Itu daun mujarab banget, belum disentuh, perut udah sembuh”. Musa balik ke pasukannya, mendadak sakit perut lagi. Ia langsung naik ke bukit, tapi sesudah makan sekian lembar daun perutnya tak sembuh-sembuh juga. Musa protes kepada Allah. Dalam logika saya, Allah menjawab dengan penuh kegelian: “Hei, Sa. Emang siapa yang bilang bahwa daun bisa menyembuhkan perutmu? Meskipun daun itu mengandung unsur-unsur yang secara ilmiah memang rasional bisa menyembuhkan perutmu, Aku bisa bikin tetap tidak menyembuhkan. Tadi waktu sakit perut yang pertama kau mengeluh kepadaku, tapi pada yang kedua kau tak mengeluh dan langsung saja lari ke bukit ambil daun. Karena kamu salah cara berpikirmu. Salah pandangan ilmu dan cintamu kepada segala sesuatu. Kamu salah peradaban. Kamu pikir daun bisa menyembuhkan. Itu tergantung mau-Ku. Aku menyembuhkanmu bisa pakai daun, air putih, batu, lewat Gaza, Tursina, Jombang, atau mana pun semau-mau-Ku…. Berapa lama sebuah anugerah Kuberikan, itu rahasia-Ku, bisa sesaat, sebulan, setahun, terserah Aku.”

“Datanglah ke dokter, minta obat, sebagaimana ratusan juta orang telah melakukannya. Datanglah ke kiai, bawa air putih. Atau datanglah ke mana pun kepada siapa pun. Asalkan kau tak posisikan mereka semua pada maqam-Ku. Engkau berlaku musyrik atau tidak, terletak tidak pada pil dan dokternya, tongkat dan Musa, air dan kiai, atau batu dan siapa pun yang kutitipi batu sejenak. Letak syirik ialah pada pola pandangmu, pada cara berpikirmu. Jangan percaya kepada Ponari, Dukun, Ponari atau Kiai, tapi hormatilah mereka, karena siapa tahu mereka adalah hamba-hamba-Ku yang Kutitipi sarana untuk kesembuhanmu. Minumlah pil dokter dan air batu Ponari dengan kesadaran memohon kepada-Ku….”

Tiba-tiba aku dibentak oleh sebuah suara: “Ngurusi Ponari aja nggak becus! Mau sok-sok berlagak mengurusi NKRI!” Terperangah aku. Terpaksa kupotong di sini tulisanku ini, sebab aslinya panjang sekali. Kucari siapa berani-berani membentakku. Tak ada siapa-siapa. Tapi malam di Kendari menjelang aku tidur kelelahan usai bersalaman dengan ribuan undangan pengantin anakku, bentakan itu datang lagi: “He! Perhatikan itu para ahli kubur dari Jombang!” Ahli kubur? Aku tak ngerti.

“Kemarin pandangan-pandangan dan anggapan-anggapan dalam hidupmu dikubur habis oleh mutilasi-mutilasi dari tangan seorang yang tersisih secara sosial, yang menderita secara kejiwaan, yang terasing secara politik dan sejarah. Sekarang kalian sedang dikubur oleh sebongkah batu yang nenek itu menyebutnya Watu Gludug, yang dititipkan beberapa waktu kepada anak SLB yang kesepian dan menderita tatkala dipindahkan ke SD. Pelajarilah hari-hari besok dengan meluangkan waktu memperhatikan siapa saja dari tempat itu yang tingkat ketersisihan dan keteraniayaannya lebih dahsyat….” Mendadak ada suara lain yang membungkam suara itu: “Husysy! Shut up!” *

Sabtu, 10 Desember 2011

EL CLASICO TAK SEKEDAR PERTANDINGAN SEPAKBOLA

Klub Barcelona didirikan tahun 1899 oleh seorang kelahiran Swiss bernama Hans Gamper (yang sama seperti Anda, saya pun tidak kenal). Dia membentuk klub sepak bola yang berisi pemain-pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalan (satu suku bangsa di Spanyol). Gamper mencetak 103 gol antara tahun 1901 sampai 1903 dan menjadi Presiden klub sampai kematiannya tahun 1930. Stadion Barcelona pertama dibangun tahun 1909 dengan kapasitas penonton 6000 orang. Pertama kali Barcelona menjadi juara liga spanyol adalah tahun 1929, hanya 1 tahun sebelum kematian Gamper. Pada waktu itu, Barcelona sudah menjadi tim yang disegani dan sudah bisa merekrut pemain-pemain asing seperti Hector Scarone (Uruguay). Akan tetapi pemain yang mungkin “paling” terkenal pada zaman ini adalah sang kiper, Ricardo Zamora. Zamora terkenal karena 2 alasan. Pertama, nama dia diabadikan sampai sekarang sebagai nama piala penghargaan untuk kiper terbaik di liga spanyol setiap tahunnya. Kedua, dia adalah pemain pertama yang menapaki jalan transfer yang paling berbahaya di spanyol: Pindah dari Barcelona ke Real Madrid!

Permusuhan antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa Franco. Siapa Franco ini? Dia adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona, sampai sekarang, adalah “ibukota” dari Provinsi Catalonia, yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque. Sejak dulu, orang-orang catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah “penjajahan” Spanyol.



Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka. Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning (bendera) Catalonia.

Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suñol, Presiden Barcelona waktu itu, dibunuh oleh pihak militer pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona “diinstruksikan” (dibawah ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid. Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan “pengaturan pertandingan” dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya.

Sejak saat itu FC Barcelona menjadi semacam klub “anti-franco” dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. Ada juga klub-klub lain di Catalonia seperti Athletic Bilbao dan Espanyol. Athletic Bilbao sampai saat ini tetap pada idealismenya untuk hanya merekrut pemain-pemain asli Basque, tetapi dari segi prestasi tidak sementereng Barcelona. Demikian juga dengan Espanyol. Sementara yang dijadikan simbol musuh, tentu saja, adalah klub kesayangan Franco yang bermarkas di ibukota Spanyol, FC Real Madrid.

Sebagai sebuah simbol perlawanan, kultur dan karakter Barcelona kemudian terbentuk dengan sendirinya. Siapapun pelatihnya, dan gaya apapun yang dipakai, karakternya hanya satu: Menyerang!. Sebagai penyerang, Barcelona bermaksud untuk mendobrak dominasi Real Madrid (dan bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan.

Pada tahun 50-an dan 60-an, Barca memang tertutup oleh kejayaan Real Madrid yang waktu itu diperkuat Ferenc Puskas, Di Stefano, dsb. Sebagai anak emas Franco sejak tahun 1930-an, Real Madrid memang selalu memiliki sumber dana besar untuk belanja pemain. Barcelona sendiri, pada 2 dasawarsa tersebut hanya bisa memenangi 4 kali liga spanyol, 2 kali piala raja, dan satu kali piala Inter City Fair (yang kemudian menjadi UEFA Cup).


Rivalitas Sampai Saat ini



Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda yang kelak menjadi salah satu legenda Barcelona, Johan Cruyff, bergabung dari Ajax. Dalam pernyataan persnya ketika diperkenalkan, Cruyff menyatakan bahwa ia lebih memilih Barcelona dibanding Real Madrid karena ia tidak akan mau bermain di sebuah klub yang diasosiasikan dengan Franco. Bersama kompatriotnya, Johan Neeskens, mereka langsung membawa Barcelona memenangi gelar liga spanyol (setelah sebelumnya 14 tahun puasa gelar), dan dalam prosesnya tahun itu sempat mengalahkan Real Madrid di kandang Madrid sendiri dengan skor 5-0 (!).

Pada tahun itu Johan Cruyff dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik Eropa, dan memberi nama anaknya dengan nama khas Catalan, yaitu Jordi. Statusnya sebagai legenda menjadi abadi. Jordi Cruyff sendiri pada akhirnya tidak pernah bisa sebesar ayahnya. Karir sepakbolanya lebih banyak dihabiskan di klub-klub medioker, meski sempat beberapa tahun memperkuat Manchester United.

Selanjutnya, permusuhan itu terus ada, meskipun tidak sesengit pada tahun-tahun awalnya, sampai sekarang. Bisa dibilang, rivalitas saat ini sudah lebih sportif dan berjalan dengan lebih “sehat”. Tapi permusuhan yang sejak dulu telah begitu mengakar menjadikan duel diantara keduanya selalu menjanjikan sesuatu yang spesial. Inilah mengapa duel antara Barcelona dengan Real Madrid yang terjadi setidaknya 2 kali setiap tahunnya (di liga Spanyol) disebut dengan el classico, karena memang menyajikan satu duel klasik dengan sejarah panjang terbentang dibelakangnya.



Meski berulang setiap tahun, akan tetapi saking monumentalnya duel ini membuat Johan Cruyff dan Bobby Robson ketika menjadi pelatih Barcelona pada era akhir 1980-an sampai akhir 1990-an sampai mengibaratkan el classico sebagai sebuah “perang”, bukan sekedar pertandingan sepak bola. Baik pelatih Real Madrid maupun pelatih Barcelona ketika menghadapi el classico akan merasa seperti membawa sepasukan serdadu perang, bukan sebuah kesebelasan sepak bola, karena begitu besarnya kehormatan yang dipertaruhkan. Demikian juga pertaruhan bagi pelatih, karena ketika dia diangkat sebagai pelatih seolah sudah ada beban yang diberikan oleh klub: Anda boleh kalah dari siapa saja di liga ini, tapi JANGAN sampai kalah dari Real Madrid!

Meski begitu di dalam lapangan, “peperangan” ini sepanjang sejarahnya selalu berlangsung dalam sportifitas yang tinggi, karena sportifitas pun merupakan satu bentuk kehormatan yang harus dijaga. Ini soal nama baik.

Transfer pemain adalah salah satu bentuk perang di luar lapangan. Dalam hal ini, perpindahan pemain dari Barcelona ke Real Madrid (maupun sebaliknya) akan dianggap sebagai sebuah bentuk pengkhianatan.



Luis Figo mungkin adalah salah seorang yang paling mengerti mengenai hal ini. Direkrut oleh Barcelona pada tahun 1996, pemain Portugal yang kala itu “bukan siapa-siapa” tersebut kemudian menemui masa-masa jayanya. Barcelona memberinya peranan signifikan sebagai sayap kanan tim, dan bersama Rivaldo membawa Barcelona berjaya pada akhir tahun 1990an. Akan tetapi, pada tahun 2001, dunia tersentak ketika Figo menerima tawaran Real Madrid dengan iming-iming gaji dua kali lipat dan nilai transfer yang ketika itu menjadi rekor pembelian termahal seorang pemain sepak bola. Nilai itu melebihi batas klausul transfer Figo, sehingga Barcelona harus menerima tawaran tersebut berdasarkan aturan Bosman. Meski begitu, transfer itu tetap tidak akan terjadi seandainya Figo secara pribadi tidak menerima tawaran Real Madrid. Toh akhirnya Figo berkhianat.

Dalam duel el classico tahun berikutnya, ketika pertandingan dilangsungkan di Nou Camp (kandang Barcelona), Figo menerima sambutan monumental yang mungkin tidak akan dilupakannya seumur hidup. Seorang pendukung Barcelona di tengah-tengah pertandingan berhasil menerobos pagar petugas keamanan, sambil memakai bendera Barcelona sebagai jubah, kemudian berlari ke arah Figo membawa sebuah hadiah istimewa: sebuah kepala babi, lengkap dengan sedikit darah masih menetes dari lehernya. Ia kemudian melemparkan bendera Barcelona dan kepala babi itu ke arah Figo. Figo sendiri hanya terdiam menunduk beberapa saat, lalu berjalan menjauh. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, karena ia tahu kepala babi itu adalah simbol keserakahan dan pengkhianatan.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Logo Baru Gerakan Hak Asasi Manusia Internasional

Bersama-sama Membuat Logo Human Rights, pengembangan logo gerakan hak asasi manusia (human rights) telah dilakukan melalui kontes internasional melalui situs humanrightslogo.net. Kurang lebih 15.000 karya  mengikuti lomba ini, termasuk beberapa awak arakanlebah.

Final pemilihan logo dilakukan pada tanggal 23 September lalu. Pemenangnya adalah logo stilasi telapak tangan dan burung merpati karya Predrag Stakic yang berasal dari Serbia. Logo itu  diberinya judul "Free as a man."

Menurutnya, logo ini terinspirasi dari dua simbol ketika membaca deklarasi universal tentang hak asasi manusia. Dari sana ia melihat dua aspek, tangan manusia dan burung sebagai lambang kebebasan. Ia lalu bereksplorasi untuk menemukan simbol yang baru. Tapi ia sendiri sadar, sekedar logo tidak akan mengubah apapun. Setidaknya, logo ini bisa menyatukan gerakan menegakkan hak asasi di manapun di muka bumi.

“In the preamble it says that human rights are the foundation for creating a free, just, and peaceful world in the future. I put that in the design using two universal symbols – a hand and a bird – to make something new.” The winner of the competition does not think that a single logo can change the world. “Not this one either. But a logo is a symbol around which people can rally, and people can change the world.” 
- Press release humanrightslogo.net
Kalau melihat daftar jurinya, pemenang kontes logo ini pasti bisa bangga. Politisi kelas dunia, para aktivis hak asasi, juga para desainer papan atas, dan pejabat dari berbagai negara menjadi juri yang akhirnya menentukan logo mana yang paling pantas. Coba tengok daftarnya di bawah ini.

Para aktivis perdamaian dan HAM:
  • Navanethem Pillay (South Africa) - UN High Commissioner for Human Rights,
  • Aung San Suu Kyi (Myanmar) - pemenang Nobel Perdamaian,  
  • Shirin Ebadi (Iran) - pemenang Nobel Perdamaian,
  • Muhammad Yunus (Bangladesh) - pemenang Nobel Perdamaian, 
  • Mikhail Gorbachev (Russia) - pemenang Nobel Perdamaian, 
  • Jimmy Carter (USA) - pemenang Nobel Perdamaian,
  • Angelina Acheng Atyam - aktivis hak anak, Uganda), 
  • Waris Dirie - supermodel dan aktivis hak perempuan Somalia, 
  • Roland Emmerich - Sutradara Hollywood dan produser asal Jerman,
  • Carolyn Gomes - aktivis HAM, Jamaica,
  • Juanes - bintang pop dan aktivis perdamaian, Colombia,
  • Somaly Mam - aktivis hak HAM, Cambodia,
  • Paikiasothy Saravanamuttu - aktivis HAM, Sri Lanka,
  • Jimmy Wales - pendiri Wikipedia, USA, 
Para desainer grafis papan atas dunia:
  • Ahmad Humeid (Jordan), 
  • Javier Mariscal (Spain), 
  • Erik Spiekermann (Germany) 
Para pejabat negara juga ikut terlibat, seperti menteri luar negeri asal Kanada, Bosnia Herzegovina, Chile, Jerman, Mauritius, Senegal, Singapura, dan Uruguay.

Layakkah karyanya?

Karya ini terpilih dari 10 finalis yang sudah divoting secara online sebelumnya. Dari tepatnya 15,396 karya yang masuk, dilakukan voting secara bertahap dan akhirnya menghasilkan 10 finalis tersebut. Berikut adalah 10 finalis yang masuk grand final pemilihan:

Ada satu karya dengan gagasan yang mirip, karya berjudul "My Right". Sewaktu pemilihan dengan voting online, karya ini mendapat perhatian besar. Tapi kalau membandingkan keduanya, antar yang menang dengan karya tersebut, secara artistik memang lebih menonjol "Free as A Man". Logo lainnya tampak rumit, memiliki kecenderungan etnis tertentu, dan beberapa lagi agak mirip dengan citra logo brand lain. Yang cukup unik, hampir semua karya didominasi warna biru.

Dari blog underconsideration.com, para komentator melihat logo pemenang ini memang lebih baik dalam hal eksekusi, tetapi lebih mirip belati atau bilah pisau daripada bulu burung atau jari tangan manusia. Kesan lembut pada bulu atau kelentikan jemari manusia memang tampak kurang menonjol. Sebuah kritik yang fair, begitu bukan?

Apapun itu, logo ini sudah resmi menjadi logo gerakan hak asasi manusia internasional. Jika membutuhkan artwork-nya, silakan unduh file aslinya di halaman ini: humanrightslogo.net/pages/press. Di sana sudah disediakan beragam format logo sesuai kebutuhan. Yang belum ada adalah manual penggunaan logo ini, apa yang boleh dan tidak boleh, bagaimana implementasinya pada beragam background media, dll. Kita tunggu saja.

Selasa, 27 September 2011

mirip banget ma kisah gw gan sori gw posting ulang gw seneng ceritanya

Kisah Inspiratif Setelah Dikhianati Tunangan 

Menyakitkan, itulah yang terjadi apabila orang yang kita sayangi, orang yang selama ini kita percaya telah berkhianat pada cinta kita. Terkadang orang yang mengajarkan arti cinta, hidup adalah orang yang telah mengkhianati kita.  Dalam hidup, kadang kita mencintai orang yg salah, kita terluka karenanya. Tapi karena kesalahan itu, kita semakin mengerti apakah arti cinta. Berikut adalah sebuah kisah tentang seseorang yang telah dikhianati oleh calon istrinya, tanpa merubah text asli yang saya ambil dari http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6931488 . Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi Anda yang merasa telah dikhianati oleh pasangan anda. Selamat membaca..

Ane nyesal.. dah gak percaya sama Nyokap ane kalo tunangan ane selingkuh gan..


Gan.. mungkin seandainya bunuh diri itu gak dosa, ane sudah telan nih baygon..



Ane dah 6 tahun pacaran sama cewek ane .. pas bulan september 2010 kemaren ane ditugaskan ama kantor ke kota T..
Pas tahun baru 2011 ane gak bisa pulang karena emang kondisi gak bisa tinggalin kantor ane.. jadi ini utk pertama kalinya ane gak tahun baruan sama tunangan ane selama kami pacaran..
pas tanggal 1 januari 2011 nyokap gue nelpon katanya tadi malam (pas malam tahun baru) ngeliat tunangan ane lagi jalan sama cowok lain pake gandengan tangan..
awalnya ane gak percaya , dan ane berpikir nyokap ane salah liat..
tp nyokap ane bilang gak mungkin salah liat soalnya waktu ngeliat jaraknya dekat banget ( nyokap ane di mobil paman ane waktu parkir, cewek ane turun dari mobil cowok selingkuhannya).

ane tetap cuek gan..tetap percaya ama cewek ane..apalagi setelah ane telpon, cewek ane berani sumpah demi tuhan klo dia gak macam2..
sabtu. 5 februari 2011 ane pulang ke kota ane, ane sengaja diam2 dengan harapan bikin kejutan sama cewe ane ( secara sudah 3 bulan lebih gak ketemu) .. dari bandara ane dijemput ama teman ane.. kami mampir tempat makan yg tempatnya di pinggir laut krn perut ane laper.. entah krn Tuhan sayang sama ane.. ane dengan mata kepala sendiri ngeliat cewek ane lagi gandengan tangan sama cowok lain di restaurant itu..
bagaikan tersambar petir, ane gak jadi turun dr mobil teman ane.. rasanya pengen ngedatangin dan ngegampar tuh pasangan laknat..
tp teman ane nenangin ane, trus ane sms tunangan ane :
ane : "kamu dimana yank?"
tunangan ane : "di jalan yank, gi sama mama. napa yank?"

ngeliat jawaban sms tunangan ane.. ane turun dr mobil trus ane datangin tunangan ane.. mereka kaget.. tunangan ane sampe gak bisa bicara kepergok sama ane krn dia pasti gak nyangka klo ane pulang kampung.. trus ane lepas cincin tunangan ane, trus ane kasih ke cowok selingkuhannya.. ane bilang ke cowok selingkuhannya : "tolong jaga dia baik2 ya, selamat"
ane pergi sambil ninggalin jam yg rencana ane kasih ke tunangan ane sebagai hadiah oleh2 ane..

sampai saat ini mantan tunangan ane(sekarang ane anggap mantan) nelpon terus minta balikan.. tp ane dah anggap dia mati dr hidup ane

ane,,..sudah nyesal banget sempat marah ke nyokap ane krn nuduh nyokap fitnah cewek ane..
ane pengen minta maaf ke nyokap malam ini juga..

maaf ya gan, klo curhat ane kepanjangan..ane gak tau harus ngengungkapan kesedihan hati ane ke mana



for update

sebelumnya ane ngucapin terimakasih buat agan2 yang udah ngasih masukan.. dan buat ane bisa ngejalanin semua walau berat..

Gan.. kita beruntung punya nyokap.. orang yang selalu ada disaat kita terpuruk adalah nyokap.. ane nyesal sudah berkata kasar sama nyokap ane..dan menuduh nyokap gak suka sama tunangan ane.. waktu ane minta maaf nyokap ane bilang :" nyokap selalu memaafkan dan mendoakan ane"

jujur gan.. ane gak munafik, ane masih cinta sama dia.. tp ane harus pake logika.. untuk apa ane berikan hidup ane utk orang yang sudah mengkhianati cinta dan kepercayaan ane...

Tadi sore ane ketemuan sama mantan ane (krn dari tadi pagi dia dirumah..nangis2 minta maaf, ane gak tega ngeliat cewek nangis)
dia..minta maaf dan minta balik.. sambil bawa cincin tunangan kami dan minta suapaya ane mau pake lagi.. ane bilang ke dia, klo ane mau terima tuh cincin asalkan mantan ane ntar malam mau ketemuan sama ane tapi datangx sama cowok selingkuhannya..
dia bilang dia dah mutuskan pilih ane, dan gak mau ketemu tuh cowok lagi ( cowok itu teman kerjanya, ane tau dari sahabat cewek ane barusan).. ane tetap kuekuh klo mau ane terima tuh cincin harus seperti itu..

Akhirnya tadi malam (jam.21.00) kami ketemuan bertiga...
mantan ane datang duluan, trus ane datang.. dia masih panggil ane sayank,.,sedangkan ane dah manggil nama sama dia.. selama 30 menit..tuh cowok selingkuhannya datang.. (jujur gan..perasaan pengen nonjok masih ada.. tp ane tetap selalu istigfar dalam hati)

mantan ane ngeluarin cincin dan minta ane pake lagi..tuh cowok juga minta maaf ke ane dan minta ane pake lagi..
Subhanallah..ane diberikan kekuatan Allah utk melakukan hal yg luar biasa.. ane diberikan keihklasan utk ngasih ke 2 kalinya cincin itu ke cowok selingkuhan cewek ane..
dan ane bilang ke mantan ane :
"Win (nama mantan ane Winda) .. maaf, aku gak bisa pake lagi ini cincin.. aku dah ikhlas kamu lanjut sama dia.." cuma satu yg aku minta, kamu minta maaf sama ortuku.. dan aku juga akan minta maaf sama ortumu krn kita gak mungkin lagi.." krn gimana pun mereka sdh aku anggap orangtuaku.. mantan ane nangis sejadi jadinya sambil meluk ane...

trus ane ngomong ke cowok selingkuhannya ( cowoknya cuma diam aja tunduk terus) :
"mas, tolong jagain winda ya.. jadiin dia yg terakhir.. jangan jadiin dia karma buat aku ya mas..aku mohon..jaga dia baik2"

habis ngomong gitu ane pergi (tentunya ke kasir dulu bayar pesanan makan.. :-) ) ninggalin mereka berdua.. HP ane matein semua..

Subhanallah..ane bisa benar2 ikhlas hadapin semua.. thanx buat agan2..setidaknya ane bisa ngecurahkan perasaan hati ane yg hancur..

"

For update lagi :

sebelumnya ane ucapkan terimakasih buat agan2 atas saran dan komentnya... yg buat ane jadi kuat dan bisa survive jalani semua..

buat agan2 yg ortunya masih ada (klo ane tinggal nyokap gan) .. agan adalah orang yg paling beruntung di dunia.. krn punya orang yg paling mulia di dunia yg slalu ada utk agan..

teman ane banyak yg tanya kenapa ane gak gampar tuh cowok.. dan kenapa ane kasih tuh cincin??

-. bagi ane dengan ane menolak pake cincin itu lagi dan memberikan ke cowok selingkuhan mantan ane..itu merupakan tamparan yg lebih keras buat mereka.. (menampar tdk selamanya dengan kekerasan)
-. ane mau tunjukin ke mantan ane klo harga diri ane lebih bernilai dr harga cincin itu..

gan.. besok ane sudah balik ke kota ane kerja..sebenarnya cuti ane sampai jumat,,..ane bukan menghindar tp ane butuh kegiatan utk melupakan kejadian ini..jujur kadang rasanya masih sakit banget..tp ane harus bisa.. dan kaskus bisa buat ane tetap tersenyum ( thanx agan2 semua)

mantan ane tetap minta balik.. tp bagi ane 6 tahun ane rasa cukup utk meyakinkan dia bahwa siapa cinta nya.. ternyata ane bukan satu2 nya cinta dia..dan ane rasa ane gak punya alasan utk nerima dia kembali.. apalgi dia sudah berani bersumpah demi tuhan utk menutupi kesalahannya..

satu hal..ane bisa kuat krn dua cinta :
1. Cinta Allah kepada ane.. krn rasax klo bukan krn kekuasaanya gak mungkin ane bisa sekuat ini..dan gak mungkin rasanya ane bisa ngeliat langsung kebusukan mantan ane
2. Cinta nyokap kepada ane.. nyokap yg nguatkan ane.. nyokap yg bisa bikin ane merasa tenang..


Selasa, 16 Agustus 2011

ASAL USUL NAMA INDONESIA


     
Pada zaman purba, kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama. Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Ravana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah benzoe, berasal dari bahasa Arab luban jawi (kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "Jawa" oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. "Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi (Sumatra, Sulawesi, Sunda, semuanya Jawa)" kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah.

      Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia. Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah "Hindia". Semenanjung Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang". Sedangkan tanah air kita memperoleh nama "Kepulauan Hindia" (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau "Hindia Timur" (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais).

      Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde, yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (bahasa Latin insula berarti pulau). Tetapi rupanya nama Insulinde ini kurang populer. Bagi orang Bandung, Insulinde mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.

      Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata "India". Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.

      Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari Jawadwipa (Pulau Jawa). Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, "Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa" (Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat). Oleh Dr. Setiabudi kata nusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu "nusa di antara dua benua dan dua samudra", sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda.

      Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia. Kini akan kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul. 

Nama Indonesia

      Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA. Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (nesos dalam bahasa Yunani berarti pulau). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: ... the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

      Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah "Indian Archipelago" terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago. Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!

     Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880. Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah "Indonesia" di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah "Indonesia" itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van Nederlandsch-Indie tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah "Indonesia" itu dari tulisan-tulisan Logan.
Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Pers-bureau.

Makna politis

      Pada dasawarsa 1920-an, nama "Indonesia" yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama "Indonesia" akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, "Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut "Hindia Belanda". Juga tidak "Hindia" saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (een politiek doel), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya." 

      Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 Jong Islamieten Bond membentuk kepanduan Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama "Indonesia". Akhirnya nama "Indonesia" dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda.
Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama "Indonesia" diresmikan sebagai pengganti nama "Nederlandsch-Indie". Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah.
Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama "Hindia Belanda" untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.
Dirgahayu Indonesiaku!***
Penulis, Direktur Pendidikan "Ganesha Operation"
Sumber: Pikiran Rakyat, 16 Agustus 2004